Analisa Politik
Partisipasi
Etnis India dalam Pemilihan
Umum Kepala Daerah di Desa Helvetia Kecamatan
Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang 2009
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : DHEA RAISA DARUS
NIM : 090906085
DEPARTEMEN : ILMU POLITIK
FAKULTAS
ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pemilihan
umum yang dilaksanakan di Indonesia
masuk dalam peringkat 5 besar terbaik di dunia dengan indicator tingkat
partisipasi dan pelaksanaan pemilihan umum yang dilaksanakan setiap 5 tahun
sekali. Dengan adanya pemilihan umum, akan mendorong partisipasi rakyat dalam
menentukan pilihannya untuk duduk dalam sautu lembaga Negara. Dengan adanya
perwakilan politik masyarakat tersebut, aspirasi warga dapat dijadikan suatu
kebijakan politik yang akan menyejahterakan kehidupan warga. Pemilihan umum
secara jujur dan adil akan menciptakan wakil maupun pemimpin suatu lembaga akan
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sebagai mandataris rakyat.
Pelaksanaan
pemilihan umum di Indonesia
dapat di bagi atas dua garis besar yaitu pemilihan umu legislatif dan pemilihan
umum eksekutif. Pada pemilihan umu legislative, setiap warga Negara mempunyai
hakuntuk memilih wakil mereka di DPR maupun DPRD yang kemudian menjadi
representative mereka di lembaga perwakilan. Pada pemilihan umum eksekutif
ataupun pemilihan umum kepala daerah setiap warga memiliki hak untuk memilij
calon pemimpin Negara atau provinsi ataupun suatu daerah tertentu dalam kurun
waktu % tahun kedepan.
Pelaksanaan
pemilihan umum di Indonesia
berjalan semakin baik seiring dengan tingkat partisipasi pemilih dalam
pemilihan umum. Partisipasi politik di Indonesia khususnya terdiri dari
bebrabagai bentuk sehingga menjadi sebuah kajian yang sangat menarik untuk
diteliti. Bentuk partisipasi ini juga sangat berbeda jika dilihat pada
pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum eksekutif maupun
kepala daerah banyak di antara mereka yang memilih berdasarkan citra calon dan
ada banyak juga yang berdasarkan persfektif visi misi calon yang di pilih.
Seluruh fenomena ini merupakan suatu kajian yang sangat menarik sehingga
mengetahui pola partisipasi pemilih, kita dapat menentukan kualitas dari
pemilihan umum itu sendiri. Apakah pemilihan umum tersebut jujur,adil,
langsung, umum, bebas dan rahasia? Atau pemilihan umum yang dilaksanakan hanya
seremoni belaka sebagai acara limatahunan untuk memilih wakil rakyat?
Pada
makalah ini saya akan menganalisis partisipasi politik etnis India di desa
Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang dalam menentukan
pilihannya pada pemlihan umum Kepala Daerah 2009. Penelitian ini di harapkan
akan memberikan suatu pemahaman tentang pola pemilih sehingga dapat dijadikan
sebagai landasan analisis yang tepat dalam menentukan kualitas pemilihan umum.
I.2 Definisi Pemilahan Umum
Menurut
J Kristadi pemilu demikratis adalah “perebutan kekuasaan” yang dilakukan
regulasi, norma dan etika sehingga sirkulasi elit atau pergantian kekuasaan
dapat dilakukan secara damai dan beradab. Pergantian kekuasaan memang salah
satu alas an di balik pentingnya pemilu. Berikut sejumlah alasan mengapa pemilu
penting dalam demokrasi:
1. Sebagai
proses pergantian dan sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan legal
2. Sebagai
pendidikan politik rakyat yang langsung, terbuka, bebas dan massal.
3. Mekanisme
menentukan wakil-wakil rakyat baik dalam pemerintahan maupun legislative.
4. Secara
legitimasi politik bagi pemerintahan yang berkuasa sehingga kebijakan-kebijakan
dan programnya menjadi absah.[1]
Samuel P Huntington
berpendapat bahwa pemilihan umum adalah media pembangunan partisipasi politik
rakyat dalam Negara modern. Partisipasi politik merupakan arena seleksi bagi
rakyat untuk mendapatkan jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan. Negara
yang modern adalah Negara yang demokratis yang memberikan ruang khusus bagi
keterlibatan rakyat dalam jabatan-jabatan public. Setiap jabatan public ini
merupakan arena kompetisi yang diperebutkan secara wajar dan melibatkan setiap
warga Negara tanpa diskriminasi rasial,sku,agama,dan golongan.[2]
Pemilihan system
pilkada merupakan perjalanan politik panjang yang diwarnai tarik-menarik antara
kepentingan elite dan kehendak public, kepentingan pusat dan daerah atau bahkan
antara kepentingan masional dan internasional.
Sejarah politik
mencatat,pilkada telah dilakukan dengan tiga jenis system. Yakni system
penunjukan/pengangkatan oleh Pemerintah Pusat(masa colonial Belanda, Jepang (UU
No.27 Tahun 1902); UU No. 6 Tahun 1959 juncto Penetapan Presiden No.5 Tahun
1960); system pemilihan perwakilan semu(UU No.18 Tahun 1965; UU No.5 Tahun
1974) dan system pemilihan perwakilan (dan UU No.22 Tahun 1999). Penerapan UU
No.22 Tahun 1948 dan Penetapan Presiden No.6 Tahun 1959 juncto Penetapan
Presiden No.5 Tahun 1960 mesti dilengkapi dengan “atas pertimbangan situasi
saat itu”.[3]
I.3 Partisipasi Politik
Dalam analisis politik
modern partisipasi politik merupakan suatu masalah penting dan akhir-akhir ini
banyak dipelajari teutama dalam hubungannya dengan Negara-negara berkembang.
Pada awalnya studi mengenai partisipasi politik memfokuskan diri pada partai
politik sebagai pelaku utama tetapi dengan berkembangnya demokrasi banyak
muncul kelompok masyarakat juga ingin mempengaruhi proses pengambilan keputusan
mengenai kebijakan umum. Sebagai definisi umum partisipasi politik adalah
kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam
kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah(public policy)[4].
Menurut Hebert McClosky
ia berpendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan sukarela dari warga
masyarakat melalui mana mereka mau mengambil bagian dalam proses pemilihan
penguasa dan secara langsung maupun tidak langsung[5].
Berikut ini sejumlah
aturan dalam partisipasi politik:
1. Partisipasi
politik berupa kegiatan atau perilaku
individu warga Negara biasa yang diamati nukan perilaku dalam sikap dan
orientasi karena sikap dan orientasi tidak terlalu termanifestasikan dalam
perilakunya.
2. Kegiatan
tersebut diarahakn untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana
keputusan politik. Seperti mengajukan alternative kebijakan umum dan kegiatan
yang mendukung atau menentang keputusan politik yang dibuat pemerintah.
3. Kegiatan
yang berhasil ataupun yang gagal mempengaruhi pemerintah dalam konsep partisipasi
politik.
4. Kegiatan
mempengaruhi kebijakan pemerintah secra langsung yaitu mempengaruhi pemerintah
yanpa menggunakan perantara. Sedangkan dengan cara tidak langsung yaitu
mempengaruhi pemerintah dengan menggunakan perantara yang dapat meyakinkan
pemerintah.
5. Mempengaruhi
pemerintah melalui prosedur yang wajar
dan tanpa kekerasan seperti ikut pemilihan umum, mengajukan petisi, bertatap
mika dan menulis surat
dengan prosedur yang tidak wajar seperti kekerasan,demonstrasi,mogok,kodeta dan
revolusi.
Partisipasi sebagai
suatu bentuk kegiatan dibedakan atas dua yaitu:
1. Partisipasi
aktif/autonom
Kegiatan yang berorientasi pada
output dan input politik. Partisipasi aktif adalah mrngajukan usul mengenai
suatu kebijakan di pemerintah, mengajukan kritik dan perbaikan untuk meluruskan
kebijakan, membayar pajak dan memilih pemimpin di pemerintahan.
2. Partisipasi
pasif/mobilisasi
Kegiatan yang hanya berorientasi
pada output poltik. Pada masyarakat yang termasuk dalam jenis partisipasi ini
hanya mengikuti segala kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
tanpa mengajukan kritik dan usulan perbaikan.
Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi partisipasi politik adalah:
·
Kesadaran politik yaitu kesadaran akan
hak dan kewajiban sebagai warga Negara
·
Kepercayaan politik yaitu sikap dan
kepercayaan orang terhadap pemimpinnya.
Adapun beberapa factor
yang mempengaruhi partisipasi politik seseorang adalah:
·
Kesadaran politik yaitu kesadaran akan
hak dan kewajibannya sebagai warga Negara
·
Kepercayaan politik yaitu sikap dan kepercayaan
orang terhadap pemimpinnya.
Pemilih di artikan
sebagai pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi
dan yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada kontestan
yang bersangkutan. Pemilih dalam hal ini dapat berupa konstituen maupun
masyarakat pada umumnya. Konstituen adalah kelompok masyarakat yang merasa
diwakili oleh suatu idiologi tertentu dan kemudian termanifestasikan dalam
institusi politik seperti partai politik dan seorang pimpinan.
Keputusan untuk memberikan
dukungan suara dan tidak memberikan suara terjadi apabila tidak terdapat
loyalitas pemilih yang tinggi terhadap calon pemimpin. Begitu pula sebaliknya,
pemilih tidak akan memberikan suaranya kalau mereka menganggap bahwa sebuah
partai atau calon pimpinan tidak loyal serta tidak konsisten dengan janji dan
harapan yang telah mereka berikan.
Jenis-jenis
pemilih dapat terbagi 4 yaitu:
·
Pemilih rasional
Pemilih
jenis ini memiliki orientasi yang tinggi terhadap policy problem solving dan
berorientasi rendah untuk gaktor idiologi. Pemilih dalam hal ini lebih
mengandalkan kemampuan partai politik dan calon peserta pemilu dalam program
kerjanya, mereka malihat program kerja tersebut melalui partai dua kontestan
dimasa lampau. Tipe pemilih seperti ini tidak berpatokan kepada idiologi partai
politik atau kandiadat. Hal terpenting bagi pemilih jenis ini adalah apa yang
bisa dan telah dilakukan oleh sebuah partai atau seorang kontestan pemilu.
·
Pemilih kritis
Pemilih
jenis ini merupakan perpaduan antara tingginya orientasi pemilih pada kemampuan
partai poltik atau seorang kontestan dalam menuntaskan permasalahan yang sedang
dihadapi sebuah Negara dan daerah manapun tingginya orientasi mereka akan
hal-hal yang bersifat idiologis. Proses untuk menjadi jenis ini bisa melalui 2
hal yaitu pertama jenis pemilih ini menjadikan nilai idiologis sebagai pijakan
untuk menentukan kepada partai atau konstituen mana mereka akan berpihak dan
berorientasi. Karena sikap dan orientasi ini tidak selalu termanifestasikan
dalam perilakunya. Kedua, kegiatan tersebut di arahkan untuk mempengaruhi
pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Seperti mengajukan
alternative kebijakan umum dan kegiatan mendukung atau menentang keputusan
politik yang disebut pemerintah. Ketiga kegiatan yang bersifat (efektif) maupun
yang gagal mempengaruhi pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.
Keempat kegiatan mempengaruhi kebijakan pemerintah secara langsung yaitu
mempengaruhi pemerintah tanpa menggunakn perantara, sedangkan cara tidak langsung yaitu mempengaruhi
pemerintah menggunakan perantara yang dapat meyakinkan pemerintah. Kelima,
mempengaruhi pemerintah melalui prosedur yang wajar tanpa kekerasan seperti
memeilih dalam pemilu, mengajukan petisi,bertatap muka dan menulis surat atau dengan
prosedur yang tidak wajar seperti kekerasan, demonstrasi, mogok, kudeta dan
revolusi.
·
Pemilih tradisional
Pemilih
jenis ini memiliki orientasi odiologi yang sangat tinggi dan tidak terlau
melihat kebijakan partai politik atau seseorang kontestan sebagai suatu yang
penting dalam mengambil keputusan,. Pemilih tradisional sangat mengutamakan
pendekatan social-budaya, nilai, asal usul, paham dan agama sebagai ukuran
dalam memilih partai politik. Kebijakan yang berhubungan dengan masalah
ekonomi, kesejahteraan dan pendidikan di anggap sebagai prioritas kedua.
Pemilih jenis ini sangat mudah dimobilisasi selama masa kampanye dan memiliki
loyalitas yang tinggi.
·
Pemilih skeptic
Pemilih
jenis ini memeliki orientasi idiologi politik cukup tinggi dengan sebuah partai
politik atu kontestan pemilu, pemilih ini juga menjadikan sebuah kebijakan
sebagai hal penting. Kalaupun mereka berpartisipasi dalam pemilu biasanya
mereka melakukannya secara acak. Mereka berkeyakinan bahwa siapapun yang
menjadi pemenang dalam pemilu hasilnya sama saja tidak akan ada perubahan yang
berarti yang dapat terjadi bagi daerah atau Negara.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Demografi
Desa Helvetia
Profile Desa Helvetia
Per-1 Januari 2012
No
|
Uraian
|
|
1.
|
Nama
|
|
|
Nama
Desa
|
Helvetia
|
|
Kecamatan
|
Labuhan
Deli
|
|
Kabupaten
|
Deli
Serdang
|
|
Provinsi
|
Sumatera
Utara
|
|
|
|
2.
|
Jarak
Pemerintahan
|
|
|
Ke-Kecamatan
|
0,3
Km
|
|
Ke-Kabupaten
|
35
Km
|
|
Ke-Provinsi
|
5
Km
|
|
|
|
3.
|
Luas
|
|
|
Luas
Desa
|
1,027
Ha
|
|
Permukiman
|
106
Ha
|
|
Areal
PTPN II
|
921
Ha
|
|
|
|
4.
|
Ketinggian
dari Permukaan Laut
|
30m
|
|
|
|
5.
|
Curah
Hujan
|
30mm/Tahun
|
|
|
|
6.
|
Topografi
|
Dataran
Rendah
|
|
|
|
7.
|
Batas-batas
Desa
|
|
|
Sebelah
Utara
|
Desa
Manunggal-Labuhan Deli
|
|
Sebelah
Selatan
|
Kelurahan
Karang Berombak-Medan
|
|
Sebelah
Timur
|
Kelurahan
Pulo Brayan-Medan
|
|
|
Kelurahan
tanjung Mulia-Medan
|
|
Sebelah
Barat
|
Desa
Helvetia -Kecamatan Sunggal
|
|
|
Kelambir
Lima-Hamparan Perak
|
Jumlah Penduduk Berdasarkan
Usia,Jenis Kelamin, Suku dan Agama
Per-1 Januari 2012
No
|
Usia
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1.
|
1 s/d 17
|
2413
|
2218
|
4631
|
2.
|
18 s/d 35
|
2497
|
2239
|
4736
|
3.
|
36 s/d Lansia
|
2265
|
2514
|
4779
|
Jumlah
|
7175
|
6971
|
14146
|
No
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
1.
|
Laki-Laki
|
7175
|
2.
|
Perempuan
|
6971
|
Jumlah
|
14146
|
No
|
Agama
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1.
|
Islam
|
5171
|
4782
|
9953
|
2.
|
Kristen
|
625
|
507
|
1132
|
3.
|
Katholik
|
187
|
251
|
438
|
4.
|
Budha
|
1073
|
1324
|
2397
|
5.
|
Hindhu
|
119
|
107
|
226
|
Jumlah
|
7175
|
6972
|
14146
|
No
|
Suku
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
|
1.
|
Jawa
|
3353
|
3172
|
6525
|
|
2.
|
Melayu
|
431
|
492
|
923
|
|
3.
|
Batak
|
353
|
375
|
728
|
|
4.
|
Padang
|
476
|
476
|
952
|
|
5.
|
Aceh
|
68
|
31
|
99
|
|
6.
|
Karo
|
217
|
167
|
384
|
|
7.
|
Nias
|
51
|
43
|
94
|
|
8.
|
Tionghoa
|
1326
|
1141
|
2467
|
|
9.
|
India
|
64
|
147
|
211
|
|
|
|
|
|
|
|
10.
|
Dan lain-lain
|
836
|
927
|
1763
|
|
Jumlah
|
7175
|
6971
|
14146
|
Sarana Rumah Ibadah
|
||
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1.
|
Mesjid
|
8
|
2.
|
Musholla
|
4
|
3.
|
Gereja
|
1
|
4.
|
Kuil
|
1
|
Sarana Pendidikan
|
|||
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
|
1.
|
PAUD
|
1
|
|
2.
|
TK
|
4
|
|
3.
|
SD/Madrasah
|
8
|
|
4.
|
SMP/Tsanawiyah
|
7
|
|
5.
|
SMA/SMK/MA
|
10
|
|
6.
|
Universitas
|
1
|
|
Sarana Kesehatan
|
||
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1.
|
Rumah Sakit
|
1
|
2.
|
Puskesmas LD
|
1
|
3.
|
Klinik
|
1
|
4.
|
Praktek Dokter
|
1
|
5.
|
Posyandu
|
11
|
6.
|
Apotek
|
3
|
Sarana Ekonomi
|
||
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
1.
|
Mini Market
|
2
|
2.
|
Pasar Tradisional
|
2
|
3.
|
Bank
|
5
|
4.
|
Koperasi
|
1
|
5.
|
Pegadaian
|
1
|
Sarana Olahraga
|
|||
No
|
Nama Olahraga
|
Jumlah Sarana
|
|
1.
|
Angkat Besi
|
1
|
|
2.
|
Sepak Bola
|
2
|
|
3.
|
Badminton
|
1
|
|
4.
|
Serbaguna
|
1
|
|
2.2 Populasi
dan Sampel
Populasi berasal dari bahasa inggris
yaitu population yang berarti jumlah penduduk. Populasi penelitian adalah
keseluruhan dari objek penelitian yang berupa manusia, hewan, fenomena
tertentu, nilai dan peristiwa sikap hidup dan sebagainya objek-onjek ini dapat
menjadi sumber data penelitian.[6]
Maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah semua warga etnis India yang ditetapakan dalam DPT
KPU di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli yang berjumlah 211 penduduk. Mereka
terbagi atas TPS yaitu 23,24,25 dan 26.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. “Penelitian ini menggunakan teknik
penarikan sampel systematic random sampling. Untuk menentukan jumlah sampel
penelitian di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli, digunakan rumus :
n=
dimana :
n =
sampel
N =
jumlah populasi etnis
Dengan demikian diperoleh jumlah
sampel sebanyak 68 orang dengan cara mengambilan sampel sebagai berikut :
n=
=
=
=67,8
n=
68 sampel
2.3 Hasil
penelitian Partisipasi Politik etnis India pada pemilihan Bupati Deli
Serdang tahun 2009
TABEL DATA RESPONDEN
Jenis Kelamin
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Laki – laki
|
30
|
44,1%
|
Perempuan
|
38
|
55,9%
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pemilih laki-laki etnis india lebih
sedikit dari pada jumlah pemilih perempuan sehingga dapat di tarik sebuah
hipotesa bahwa partisipasi pemilih perempuan lebih unggul di bandingkan
laki-laki.
Usia
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
17-30 tahun
|
28
|
41.2%
|
31-40 tahun
|
13
|
19,11%
|
41-50 tahun
|
13
|
19,11%
|
51 tahun keatas
|
14
|
20,58%
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah pemilih dengan usia 17-30tahun
lebih berpartisipasi di bandingkan usia 31-50 tahun. Sedangakn untuk usia
51tahun keatas partisipasi politiknya masih sangat kuat.
Status
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Menikah
|
52
|
76,47%
|
Belum menikah
|
16
|
23,53%
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Agama
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Islam
|
-
|
-
|
Kristen Protestan
|
-
|
-
|
Kristen katolik
|
-
|
-
|
Hindhu
|
62
|
91,18%
|
Budha
|
6
|
8,82%
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli
untuk etnis Indianya mayoritas beragama Hindhu.
Pendidikan Terakhir
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Tidak Sekolah
|
14
|
20,6%
|
SD
|
15
|
22,05%
|
SMP
|
17
|
25%
|
SMA
|
22
|
32,35%
|
Diploma(D1,D2,D3)
|
-
|
-
|
Sarjana (S1,S2,S3)
|
-
|
-
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
:tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan etnis India sendiri
masih rendah. Pendidikan terakhir mereka didominasi SMA tetapi tidak mencapai
setengahnya.
Pekerjaan
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Pedagang
|
30
|
44,12%
|
PNS
|
-
|
-
|
Pengusaha
|
1
|
1,47%
|
Karyawan
|
12
|
17,64%
|
TNI/Polri
|
-
|
-
|
Pelajar/Mahasiswa
|
-
|
-
|
Tidak Bekerja
|
25
|
36,77%
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
:dapat dilihat bahwa pekerjaan etnis india di Desa Helvetia Kecamatan
Labuhan Deli di dominasi oleh pedagang,tetapi tidak sedikit dari mereka yang
tidak bekerja.
Penghasilan perbulan
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Tidak ada
|
25
|
36,77%
|
<Rp 1.000.000
|
32
|
47,05%
|
Rp
1.000.000-Rp3.000.000
|
11
|
16,18%
|
Rp 3.000.000-Rp
5.000.000
|
-
|
-
|
>Rp 5.000.000
|
-
|
-
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: dapat dilihat bahwa etnis India
di daerah ini masuk kedalam kategori menengah kebawah yang di donimasi
penghasilan <Rp 1.000.000 dan tidak memiliki penghasilan.
TABEL JAWABAN RESPONDEN
1. Apakah
anda mengetahui adanya pemilihan umum Bupati Deli Serdang 2009?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Ya
|
68
|
100%
|
Tidak
|
-
|
-
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: dapat di tarik sebuah hipotesa bahwa etnis India di Desa Helvetia Kecamatan
Labuhan Deli ini semuanya mengatakan bahwa mereka mengetahui adanya pemilihan
umum Bupati Deli Serdang.
2. Apakah
anda mengunakan hak pilih anda pada saat pemilihan umum Bupati Deli Serdang
2009?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Ya
|
68
|
100%
|
Tidak
|
-
|
-
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
:dapat kita lihat bahwa etnis india
tersebut mengatakan bahwa mereka menggunakan hak pilih mereka pada saat
pemilihan umum Bupati Deli Serdang 2009.
3. Apakah
anda adalah anggota Partai Politik,Kader atau penggurus partai?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Ya
|
-
|
-
|
Tidak
|
68
|
100%
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: bahwa mereka bukanlah seorang anggota partai politik,kader ataupun penggurus
partai politik.
4. Apakah
alasan anda menggunakan hak pilih saat pemilihan umum Bupati Deli Serdang 2009?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Sadar akan hak
sebagai warga Negara
|
68
|
100%
|
Karena memperoleh
imbalan
|
-
|
-
|
Ajakan
keluarga/teman/tokoh masyarakat
|
-
|
-
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
:dapat dilihat mereka menggunakan hak pilih atas dasar sadar akan hak mereka
sebagai warga Negara untuk memilih pemimpinnya untuk memimpin dan
mensejahterakan rakyatnya.
5. Pernahkah
anda melihat, mendengar dan menonton kampanye calon Bupati Deli Serdang 2009?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Ya
|
68
|
100%
|
Tidak
|
-
|
-
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: dari jawaban-jawaban mereka dapat kita lihat bahwa mereka pernah
melihat,mendengar atau menonton kampanye calon Bupati Deli Serdang 2009.
6. Dari
beberapa beberapa bentuk kampanye di bawah ini, bentuk kampanye yang mana yang
paling sering anda saksikan?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Media
|
-
|
-
|
Sosialisasi partai
|
28
|
41,18%
|
Sosialisasi
non-partai
|
40
|
58,82%
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: dari data di atas dapat kita lihat mereka lebih sering menyaksikan kampanye
itu melalui sosialisasi non-partai atau melalui penjelasan dari teman,keluarga
atau tokoh masyarakat.
7. Dari
beberapa bentuk kampanye di bawah ini bentuk kampanye mana yang menurut anda
paling menarik dan meyakinkan anda terhadap colon Bupati?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Media
|
11
|
16,8%
|
Sosialisasi partai
|
23
|
33,82%
|
Sosialisasi
non-partai
|
34
|
50%
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: dari tabel di atas terlihat bahwa mereka lebih yakin dengan sosialisasi
non-partai dari pada sosialisasi partai yang mendukung calon Bupati tersebut
secara langsung.
8. Faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi anda
dalam memilih?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Figure calon Bupati
|
56
|
82,36%
|
Partai politik yang
mendukungnya
|
12
|
17,64%
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: figure calon bupati lebih dominan mempengaruhi cara pandang mereka dalam
memilih terlihat bahwa lebih dari setengah menjawab opsi a.
9. Hal
apakah yang menjadi petimbangan anda dalam memilih calon Bupati tersebut?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Visi / misi calon
|
29
|
42,65%
|
Citra calon
|
39
|
57,35%
|
Kesamaan etnis
|
-
|
-
|
Kesamaan agama
|
-
|
-
|
Hubungan kekerabatan
|
-
|
-
|
Memperoleh imbalan
|
-
|
-
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: citra calon bupati lebih menjadi pertimbangan mereka ketimbang visi/misi dari
calon bupati tersebut.
10. Bagaimana
menurut anda kinerja Bupati yang terpilih?
Opsi Jawaban
|
Frekuensi (F)
|
Persentase (%)
|
Puas
|
46
|
67,65%
|
Cukup Puas
|
22
|
32,35%
|
Tidak Puas
|
-
|
-
|
Jumlah
|
68
|
100%
|
Hipotesa
: menurut mereka kinerja bupati yang terpilih sekarang bagus atau mereka puas
dengan kinerjanya.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian terhadap partisipasi politik etnis India dalam Pemilihan
Kepala Daerah di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang
maka dapat di simpulkan bahwa mereka memilih karena sadar akan hak mereka
sebagai warga Negara yang wajib untuk memilih pemimpin mereka untuk memimpin
daerah tersebut dan mensejahterakan masyarakatnya. Meskipun dari mereka sendiri
untuk tingkat pendidikan masih sangat rendah tetapi partisipasi politiknya
sangat besar.
Dari
data di atas dapat dilihat bahwa meskipun mereka termasuk golongan ekonomi
menengah ke bawah tetapi mereka menggunakan hak pilih bukan berdasarkan imbalan
yang berupa uang,sembako dan jabatan.
Sedangkan untuk factor dominan
mereka dalam memilih adalah figure calon dan citra calon itu sendiri. Karena
bagi mereka mereka lebih mempercayai atau meyakini figure atau citra yang
terlihat dari calon bupati tersebut lebih meyakinkan mereka.
Visi / misi tetap juga menjadi
pertimbangan mereka tetapi mereka tidak terlalu percaya karena mereka
menganggap visi/misi hanya dijalankan pada saat kampanye saja sedangkan jika
sudah terpilih kebanyakan mereka lupa akan janji-janji mereka. Dan dapat
dilihat mereka juga sepertinya bosan dengan “janji-janji manis’ para elite politk.
Untuk kinerja dari bupati terpilih
mereka mengatakan puas dengan kinerjanya karena bupati tersebut berhasil
mensejahterakan etnis India
yang notabenenya etnis minoritas di Sumatera Utara ini. Bupati terplih juga
sering membagikan-bagikan sembako kepada mereka yang tergolong ekonomi kebawah.
Dapat di ambil kesimpulan bahwa
citra dari calon tersebut lebih mendominasi pilihan mereka terhadap pemilihan
umum Bupati Deli Serdang 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun
Burhan,2001,Metodologi Penelitian Sosial:Surabaya:Airlanga University Press
Budiarjo Miriam,2008, Dasar-dasar Ilmu
Politik. Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama
McClosky
Hebert,Political Participation.New York
Prihatmoko Joko
J,2008,Mendemokratiskan Pemilu,Jakarta:Pustaka
Pelajar
Sahdan
Gregorius,2004,Pembangunan Partisipasi Politik dalam Pemilu 2004.Jakarta:CSIS
Suranto Hanif,dkk,2009,Kritis
Meliput Pemilu.Jakarta:LSPP
[1]
Hanif Suranto,dkk,2009,Kritis Meliput Pemilu.Jakarta:LSPP hal 2
[2]
Gregorius Sahdan,2004,Pembangunan Partisipasi Politik dalam Pemilu
2004.Jakarta:CSIS.hal 195
[3]
Joko J Prihatmoko,2008,Mendemokratiskan Pemilu,Jakarta:Pustaka Pelajar,hal 158
[4]
Miriam Budiarjo,2008, Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, hal 367.
[5]
Hebert McClosky,Political Participation.New York,hal 252
[6]
Burhan Bangun,2001,Metodologi Penelitian Sosial:Surabaya:Airlanga University Press hal 101
Tidak ada komentar:
Posting Komentar