Selasa, 29 Mei 2012

Partisipasi Etnis India dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang 2009



Analisa Politik

Partisipasi Etnis India dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang 2009
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA                 : DHEA RAISA DARUS
NIM                     : 090906085
DEPARTEMEN   : ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Pemilihan umum yang dilaksanakan di Indonesia masuk dalam peringkat 5 besar terbaik di dunia dengan indicator tingkat partisipasi dan pelaksanaan pemilihan umum yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Dengan adanya pemilihan umum, akan mendorong partisipasi rakyat dalam menentukan pilihannya untuk duduk dalam sautu lembaga Negara. Dengan adanya perwakilan politik masyarakat tersebut, aspirasi warga dapat dijadikan suatu kebijakan politik yang akan menyejahterakan kehidupan warga. Pemilihan umum secara jujur dan adil akan menciptakan wakil maupun pemimpin suatu lembaga akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sebagai mandataris rakyat.
            Pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia dapat di bagi atas dua garis besar yaitu pemilihan umu legislatif dan pemilihan umum eksekutif. Pada pemilihan umu legislative, setiap warga Negara mempunyai hakuntuk memilih wakil mereka di DPR maupun DPRD yang kemudian menjadi representative mereka di lembaga perwakilan. Pada pemilihan umum eksekutif ataupun pemilihan umum kepala daerah setiap warga memiliki hak untuk memilij calon pemimpin Negara atau provinsi ataupun suatu daerah tertentu dalam kurun waktu % tahun kedepan.
            Pelaksanaan pemilihan umum di Indonesia berjalan semakin baik seiring dengan tingkat partisipasi pemilih dalam pemilihan umum. Partisipasi politik di Indonesia khususnya terdiri dari bebrabagai bentuk sehingga menjadi sebuah kajian yang sangat menarik untuk diteliti. Bentuk partisipasi ini juga sangat berbeda jika dilihat pada pelaksanaan pemilihan umum legislatif dan pemilihan umum eksekutif maupun kepala daerah banyak di antara mereka yang memilih berdasarkan citra calon dan ada banyak juga yang berdasarkan persfektif visi misi calon yang di pilih. Seluruh fenomena ini merupakan suatu kajian yang sangat menarik sehingga mengetahui pola partisipasi pemilih, kita dapat menentukan kualitas dari pemilihan umum itu sendiri. Apakah pemilihan umum tersebut jujur,adil, langsung, umum, bebas dan rahasia? Atau pemilihan umum yang dilaksanakan hanya seremoni belaka sebagai acara limatahunan untuk memilih wakil rakyat?
            Pada makalah ini saya akan menganalisis partisipasi politik etnis India di desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang dalam menentukan pilihannya pada pemlihan umum Kepala Daerah 2009. Penelitian ini di harapkan akan memberikan suatu pemahaman tentang pola pemilih sehingga dapat dijadikan sebagai landasan analisis yang tepat dalam menentukan kualitas pemilihan umum.

I.2 Definisi Pemilahan Umum
            Menurut J Kristadi pemilu demikratis adalah “perebutan kekuasaan” yang dilakukan regulasi, norma dan etika sehingga sirkulasi elit atau pergantian kekuasaan dapat dilakukan secara damai dan beradab. Pergantian kekuasaan memang salah satu alas an di balik pentingnya pemilu. Berikut sejumlah alasan mengapa pemilu penting dalam demokrasi:
1.      Sebagai proses pergantian dan sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan legal
2.      Sebagai pendidikan politik rakyat yang langsung, terbuka, bebas dan massal.
3.      Mekanisme menentukan wakil-wakil rakyat baik dalam pemerintahan maupun legislative.
4.      Secara legitimasi politik bagi pemerintahan yang berkuasa sehingga kebijakan-kebijakan dan programnya menjadi absah.[1]
Samuel P Huntington berpendapat bahwa pemilihan umum adalah media pembangunan partisipasi politik rakyat dalam Negara modern. Partisipasi politik merupakan arena seleksi bagi rakyat untuk mendapatkan jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan. Negara yang modern adalah Negara yang demokratis yang memberikan ruang khusus bagi keterlibatan rakyat dalam jabatan-jabatan public. Setiap jabatan public ini merupakan arena kompetisi yang diperebutkan secara wajar dan melibatkan setiap warga Negara tanpa diskriminasi rasial,sku,agama,dan golongan.[2]
Pemilihan system pilkada merupakan perjalanan politik panjang yang diwarnai tarik-menarik antara kepentingan elite dan kehendak public, kepentingan pusat dan daerah atau bahkan antara kepentingan masional dan internasional.
Sejarah politik mencatat,pilkada telah dilakukan dengan tiga jenis system. Yakni system penunjukan/pengangkatan oleh Pemerintah Pusat(masa colonial Belanda, Jepang (UU No.27 Tahun 1902); UU No. 6 Tahun 1959 juncto Penetapan Presiden No.5 Tahun 1960); system pemilihan perwakilan semu(UU No.18 Tahun 1965; UU No.5 Tahun 1974) dan system pemilihan perwakilan (dan UU No.22 Tahun 1999). Penerapan UU No.22 Tahun 1948 dan Penetapan Presiden No.6 Tahun 1959 juncto Penetapan Presiden No.5 Tahun 1960 mesti dilengkapi dengan “atas pertimbangan situasi saat itu”.[3]



I.3 Partisipasi Politik
Dalam analisis politik modern partisipasi politik merupakan suatu masalah penting dan akhir-akhir ini banyak dipelajari teutama dalam hubungannya dengan Negara-negara berkembang. Pada awalnya studi mengenai partisipasi politik memfokuskan diri pada partai politik sebagai pelaku utama tetapi dengan berkembangnya demokrasi banyak muncul kelompok masyarakat juga ingin mempengaruhi proses pengambilan keputusan mengenai kebijakan umum. Sebagai definisi umum partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah(public policy)[4].
Menurut Hebert McClosky ia berpendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mau mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa dan secara langsung maupun tidak langsung[5].
Berikut ini sejumlah aturan dalam partisipasi politik:
1.      Partisipasi politik berupa kegiatan atau perilaku  individu warga Negara biasa yang diamati nukan perilaku dalam sikap dan orientasi karena sikap dan orientasi tidak terlalu termanifestasikan dalam perilakunya.
2.      Kegiatan tersebut diarahakn untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Seperti mengajukan alternative kebijakan umum dan kegiatan yang mendukung atau menentang keputusan politik yang dibuat pemerintah.
3.      Kegiatan yang berhasil ataupun yang gagal mempengaruhi pemerintah dalam konsep partisipasi politik.
4.      Kegiatan mempengaruhi kebijakan pemerintah secra langsung yaitu mempengaruhi pemerintah yanpa menggunakan perantara. Sedangkan dengan cara tidak langsung yaitu mempengaruhi pemerintah dengan menggunakan perantara yang dapat meyakinkan pemerintah.
5.      Mempengaruhi pemerintah melalui prosedur  yang wajar dan tanpa kekerasan seperti ikut pemilihan umum, mengajukan petisi, bertatap mika dan menulis surat dengan prosedur yang tidak wajar seperti kekerasan,demonstrasi,mogok,kodeta dan revolusi.
Partisipasi sebagai suatu bentuk kegiatan dibedakan atas dua yaitu:
1.      Partisipasi aktif/autonom
Kegiatan yang berorientasi pada output dan input politik. Partisipasi aktif adalah mrngajukan usul mengenai suatu kebijakan di pemerintah, mengajukan kritik dan perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih pemimpin di pemerintahan.
2.      Partisipasi pasif/mobilisasi
Kegiatan yang hanya berorientasi pada output poltik. Pada masyarakat yang termasuk dalam jenis partisipasi ini hanya mengikuti segala kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tanpa mengajukan kritik dan usulan perbaikan.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik adalah:
·         Kesadaran politik yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara
·         Kepercayaan politik yaitu sikap dan kepercayaan orang terhadap pemimpinnya.
Adapun beberapa factor yang mempengaruhi partisipasi politik seseorang adalah:
·         Kesadaran politik yaitu kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara
·         Kepercayaan politik yaitu sikap dan kepercayaan orang terhadap pemimpinnya.
Pemilih di artikan sebagai pihak yang menjadi tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian memberikan suaranya kepada kontestan yang bersangkutan. Pemilih dalam hal ini dapat berupa konstituen maupun masyarakat pada umumnya. Konstituen adalah kelompok masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu idiologi tertentu dan kemudian termanifestasikan dalam institusi politik seperti partai politik dan seorang pimpinan.
Keputusan untuk memberikan dukungan suara dan tidak memberikan suara terjadi apabila tidak terdapat loyalitas pemilih yang tinggi terhadap calon pemimpin. Begitu pula sebaliknya, pemilih tidak akan memberikan suaranya kalau mereka menganggap bahwa sebuah partai atau calon pimpinan tidak loyal serta tidak konsisten dengan janji dan harapan yang telah mereka berikan.
            Jenis-jenis pemilih dapat terbagi 4 yaitu:
·         Pemilih rasional
Pemilih jenis ini memiliki orientasi yang tinggi terhadap policy problem solving dan berorientasi rendah untuk gaktor idiologi. Pemilih dalam hal ini lebih mengandalkan kemampuan partai politik dan calon peserta pemilu dalam program kerjanya, mereka malihat program kerja tersebut melalui partai dua kontestan dimasa lampau. Tipe pemilih seperti ini tidak berpatokan kepada idiologi partai politik atau kandiadat. Hal terpenting bagi pemilih jenis ini adalah apa yang bisa dan telah dilakukan oleh sebuah partai atau seorang kontestan pemilu.
·         Pemilih kritis
Pemilih jenis ini merupakan perpaduan antara tingginya orientasi pemilih pada kemampuan partai poltik atau seorang kontestan dalam menuntaskan permasalahan yang sedang dihadapi sebuah Negara dan daerah manapun tingginya orientasi mereka akan hal-hal yang bersifat idiologis. Proses untuk menjadi jenis ini bisa melalui 2 hal yaitu pertama jenis pemilih ini menjadikan nilai idiologis sebagai pijakan untuk menentukan kepada partai atau konstituen mana mereka akan berpihak dan berorientasi. Karena sikap dan orientasi ini tidak selalu termanifestasikan dalam perilakunya. Kedua, kegiatan tersebut di arahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Seperti mengajukan alternative kebijakan umum dan kegiatan mendukung atau menentang keputusan politik yang disebut pemerintah. Ketiga kegiatan yang bersifat (efektif) maupun yang gagal mempengaruhi pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik. Keempat kegiatan mempengaruhi kebijakan pemerintah secara langsung yaitu mempengaruhi pemerintah tanpa menggunakn perantara, sedangkan  cara tidak langsung yaitu mempengaruhi pemerintah menggunakan perantara yang dapat meyakinkan pemerintah. Kelima, mempengaruhi pemerintah melalui prosedur yang wajar tanpa kekerasan seperti memeilih dalam pemilu, mengajukan petisi,bertatap muka dan menulis surat atau dengan prosedur yang tidak wajar seperti kekerasan, demonstrasi, mogok, kudeta dan revolusi.
·         Pemilih tradisional
Pemilih jenis ini memiliki orientasi odiologi yang sangat tinggi dan tidak terlau melihat kebijakan partai politik atau seseorang kontestan sebagai suatu yang penting dalam mengambil keputusan,. Pemilih tradisional sangat mengutamakan pendekatan social-budaya, nilai, asal usul, paham dan agama sebagai ukuran dalam memilih partai politik. Kebijakan yang berhubungan dengan masalah ekonomi, kesejahteraan dan pendidikan di anggap sebagai prioritas kedua. Pemilih jenis ini sangat mudah dimobilisasi selama masa kampanye dan memiliki loyalitas yang tinggi.
·         Pemilih skeptic
Pemilih jenis ini memeliki orientasi idiologi politik cukup tinggi dengan sebuah partai politik atu kontestan pemilu, pemilih ini juga menjadikan sebuah kebijakan sebagai hal penting. Kalaupun mereka berpartisipasi dalam pemilu biasanya mereka melakukannya secara acak. Mereka berkeyakinan bahwa siapapun yang menjadi pemenang dalam pemilu hasilnya sama saja tidak akan ada perubahan yang berarti yang dapat terjadi bagi daerah atau Negara.




BAB  II
PEMBAHASAN

2.1  Demografi Desa Helvetia
Profile Desa Helvetia
Per-1 Januari 2012

No
Uraian
1.
Nama


Nama Desa
Helvetia

Kecamatan
Labuhan Deli

Kabupaten
Deli Serdang

Provinsi
Sumatera Utara



2.
Jarak Pemerintahan


Ke-Kecamatan
0,3 Km

Ke-Kabupaten
35 Km

Ke-Provinsi
5 Km



3.
Luas


Luas Desa
1,027 Ha

Permukiman
106 Ha

Areal PTPN II
921 Ha



4.
Ketinggian dari Permukaan Laut
30m



5.
Curah Hujan
30mm/Tahun



6.
Topografi
Dataran Rendah



7.
Batas-batas Desa


Sebelah Utara
Desa Manunggal-Labuhan Deli

Sebelah Selatan
Kelurahan Karang Berombak-Medan

Sebelah Timur
Kelurahan Pulo Brayan-Medan


Kelurahan tanjung Mulia-Medan

Sebelah Barat
Desa Helvetia -Kecamatan Sunggal


Kelambir Lima-Hamparan Perak

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia,Jenis Kelamin, Suku dan Agama
Per-1 Januari 2012


No
Usia
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1.
1 s/d 17
2413
2218
4631
2.
18 s/d 35
2497
2239
4736
3.
36 s/d Lansia
2265
2514
4779
Jumlah
7175
6971
14146





No
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
Laki-Laki
7175
2.
Perempuan
6971
Jumlah
14146


No
Agama
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1.
Islam
5171
4782
9953
2.
Kristen
625
507
1132
3.
Katholik
187
251
438
4.
Budha
1073
1324
2397
5.
Hindhu
119
107
226
Jumlah
7175
6972
14146

No 
Suku
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah

1.
Jawa
3353
3172
6525

2.
Melayu
431
492
923

3.
Batak
353
375
728

4.
Padang
476
476
952

5.
Aceh
68
31
99

6.
Karo
217
167
384

7.
Nias
51
43
94

8.
Tionghoa
1326
1141
2467

9.
India
64
147
211







10.
Dan lain-lain
836
927
1763

Jumlah
7175
6971
14146


           
Sarana Rumah Ibadah
No
Uraian
Jumlah
1.
Mesjid
8
2.
Musholla
4
3.
Gereja
1
4.
Kuil
1


Sarana Pendidikan
No
Uraian
Jumlah
1.
PAUD
1
2.
TK
4
3.
SD/Madrasah
8
4.
SMP/Tsanawiyah
7
5.
SMA/SMK/MA
10
6.
Universitas
1











Sarana Kesehatan
No
Uraian
Jumlah
1.
Rumah Sakit
1
2.
Puskesmas LD
1
3.
Klinik
1
4.
Praktek Dokter
1
5.
Posyandu
11
6.
Apotek
3

Sarana Ekonomi
No
Uraian
Jumlah
1.
Mini Market
2
2.
Pasar Tradisional
2
3.
Bank
5
4.
Koperasi
1
5.
Pegadaian
1

Sarana Olahraga
No
Nama Olahraga
Jumlah Sarana
1.
Angkat Besi
1
2.
Sepak Bola
2
3.
Badminton
1
4.
Serbaguna
1







2.2  Populasi dan Sampel

Populasi berasal dari bahasa inggris yaitu population yang berarti jumlah penduduk. Populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian yang berupa manusia, hewan, fenomena tertentu, nilai dan peristiwa sikap hidup dan sebagainya objek-onjek ini dapat menjadi sumber data penelitian.[6]
Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua warga etnis India yang ditetapakan dalam DPT KPU di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli yang berjumlah 211 penduduk. Mereka terbagi atas TPS yaitu 23,24,25 dan 26.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. “Penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel systematic random sampling. Untuk menentukan jumlah sampel penelitian di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli, digunakan rumus :

n=
            dimana :
            n          = sampel
            N         = jumlah populasi etnis

            Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 68 orang dengan cara mengambilan sampel sebagai berikut :
            n=
              =
              = =67,8
            n= 68 sampel










2.3  Hasil penelitian Partisipasi Politik etnis India pada pemilihan Bupati Deli Serdang tahun 2009

TABEL DATA RESPONDEN
Jenis Kelamin
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Laki – laki
30
44,1%
Perempuan
38
55,9%
Jumlah
68
100%
Hipotesa : berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah pemilih laki-laki etnis india lebih sedikit dari pada jumlah pemilih perempuan sehingga dapat di tarik sebuah hipotesa bahwa partisipasi pemilih perempuan lebih unggul di bandingkan laki-laki.

Usia
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
17-30 tahun
28
41.2%
31-40 tahun
13
19,11%
41-50 tahun
13
19,11%
51 tahun keatas
14
20,58%
Jumlah
68
100%
Hipotesa : berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah pemilih dengan usia 17-30tahun lebih berpartisipasi di bandingkan usia 31-50 tahun. Sedangakn untuk usia 51tahun keatas partisipasi politiknya masih sangat kuat.

Status
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Menikah
52
76,47%
Belum menikah
16
23,53%
Jumlah
68
100%


Agama
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Islam
-
-
Kristen Protestan
-
-
Kristen katolik
-
-
Hindhu
62
91,18%
Budha
6
8,82%
Jumlah
68
100%
Hipotesa : dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli untuk etnis Indianya mayoritas beragama Hindhu.

Pendidikan Terakhir
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Tidak Sekolah
14
20,6%
SD
15
22,05%
SMP
17
25%
SMA
22
32,35%
Diploma(D1,D2,D3)
-
-
Sarjana (S1,S2,S3)
-
-
Jumlah
68
100%
Hipotesa :tabel tersebut menunjukan bahwa tingkat pendidikan etnis India sendiri masih rendah. Pendidikan terakhir mereka didominasi SMA tetapi tidak mencapai setengahnya.







Pekerjaan
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Pedagang
30
44,12%
PNS
-
-
Pengusaha
1
1,47%
Karyawan
12
17,64%
TNI/Polri
-
-
Pelajar/Mahasiswa
-
-
Tidak Bekerja
25
36,77%
Jumlah
68
100%
Hipotesa :dapat dilihat bahwa pekerjaan etnis india di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli di dominasi oleh pedagang,tetapi tidak sedikit dari mereka yang tidak bekerja.


Penghasilan perbulan
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Tidak ada
25
36,77%
<Rp 1.000.000
32
47,05%
Rp 1.000.000-Rp3.000.000
11
16,18%
Rp 3.000.000-Rp 5.000.000
-
-
>Rp 5.000.000
-
-
Jumlah
68
100%
Hipotesa : dapat dilihat bahwa etnis India di daerah ini masuk kedalam kategori menengah kebawah yang di donimasi penghasilan <Rp 1.000.000 dan tidak memiliki penghasilan.








TABEL JAWABAN RESPONDEN

1.      Apakah anda mengetahui adanya pemilihan umum Bupati Deli Serdang 2009?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Ya
68
100%
Tidak
-
-
Jumlah
68
100%
Hipotesa : dapat di tarik sebuah hipotesa bahwa etnis India di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli ini semuanya mengatakan bahwa mereka mengetahui adanya pemilihan umum Bupati Deli Serdang.

2.      Apakah anda mengunakan hak pilih anda pada saat pemilihan umum Bupati Deli Serdang 2009?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Ya
68
100%
Tidak
-
-
Jumlah
68
100%
Hipotesa :dapat kita lihat bahwa etnis india tersebut mengatakan bahwa mereka menggunakan hak pilih mereka pada saat pemilihan umum Bupati Deli Serdang 2009.

3.      Apakah anda adalah anggota Partai Politik,Kader atau penggurus partai?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Ya
-
-
Tidak
68
100%
Jumlah
68
100%
Hipotesa : bahwa mereka bukanlah seorang anggota partai politik,kader ataupun penggurus partai politik.


4.      Apakah alasan anda menggunakan hak pilih saat pemilihan umum Bupati Deli Serdang 2009?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Sadar akan hak sebagai warga Negara
68
100%
Karena memperoleh imbalan
-
-
Ajakan keluarga/teman/tokoh masyarakat
-
-
Jumlah
68
100%
Hipotesa :dapat dilihat mereka menggunakan hak pilih atas dasar sadar akan hak mereka sebagai warga Negara untuk memilih pemimpinnya untuk memimpin dan mensejahterakan rakyatnya.

5.      Pernahkah anda melihat, mendengar dan menonton kampanye calon Bupati Deli Serdang 2009?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Ya
68
100%
Tidak
-
-
Jumlah
68
100%
Hipotesa : dari jawaban-jawaban mereka dapat kita lihat bahwa mereka pernah melihat,mendengar atau menonton kampanye calon Bupati Deli Serdang 2009.


6.      Dari beberapa beberapa bentuk kampanye di bawah ini, bentuk kampanye yang mana yang paling sering anda saksikan?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Media
-
-
Sosialisasi partai
28
41,18%
Sosialisasi non-partai
40
58,82%
Jumlah
68
100%
Hipotesa : dari data di atas dapat kita lihat mereka lebih sering menyaksikan kampanye itu melalui sosialisasi non-partai atau melalui penjelasan dari teman,keluarga atau tokoh masyarakat.

7.      Dari beberapa bentuk kampanye di bawah ini bentuk kampanye mana yang menurut anda paling menarik dan meyakinkan anda terhadap colon Bupati?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Media
11
16,8%
Sosialisasi partai
23
33,82%
Sosialisasi non-partai
34
50%
Jumlah
68
100%
Hipotesa : dari tabel di atas terlihat bahwa mereka lebih yakin dengan sosialisasi non-partai dari pada sosialisasi partai yang mendukung calon Bupati tersebut secara langsung.

8.      Faktor  manakah yang paling dominan mempengaruhi anda dalam memilih?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Figure calon Bupati
56
82,36%
Partai politik yang mendukungnya
12
17,64%
Jumlah
68
100%
Hipotesa : figure calon bupati lebih dominan mempengaruhi cara pandang mereka dalam memilih terlihat bahwa lebih dari setengah menjawab opsi a.

9.      Hal apakah yang menjadi petimbangan anda dalam memilih calon Bupati tersebut?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Visi / misi calon
29
42,65%
Citra calon
39
57,35%
Kesamaan etnis
-
-
Kesamaan agama
-
-
Hubungan kekerabatan
-
-
Memperoleh imbalan
-
-
Jumlah
68
100%
Hipotesa : citra calon bupati lebih menjadi pertimbangan mereka ketimbang visi/misi dari calon bupati tersebut.


10.  Bagaimana menurut anda kinerja Bupati yang terpilih?
Opsi Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Puas
46
67,65%
Cukup Puas
22
32,35%
Tidak Puas
-
-
Jumlah
68
100%
Hipotesa : menurut mereka kinerja bupati yang terpilih sekarang bagus atau mereka puas dengan kinerjanya.


























BAB III
KESIMPULAN

            Berdasarkan hasil penelitian terhadap partisipasi politik etnis India dalam Pemilihan Kepala Daerah di Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang maka dapat di simpulkan bahwa mereka memilih karena sadar akan hak mereka sebagai warga Negara yang wajib untuk memilih pemimpin mereka untuk memimpin daerah tersebut dan mensejahterakan masyarakatnya. Meskipun dari mereka sendiri untuk tingkat pendidikan masih sangat rendah tetapi partisipasi politiknya sangat besar.
            Dari data di atas dapat dilihat bahwa meskipun mereka termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah tetapi mereka menggunakan hak pilih bukan berdasarkan imbalan yang berupa uang,sembako dan jabatan.
Sedangkan untuk factor dominan mereka dalam memilih adalah figure calon dan citra calon itu sendiri. Karena bagi mereka mereka lebih mempercayai atau meyakini figure atau citra yang terlihat dari calon bupati tersebut lebih meyakinkan mereka.
Visi / misi tetap juga menjadi pertimbangan mereka tetapi mereka tidak terlalu percaya karena mereka menganggap visi/misi hanya dijalankan pada saat kampanye saja sedangkan jika sudah terpilih kebanyakan mereka lupa akan janji-janji mereka. Dan dapat dilihat mereka juga sepertinya bosan dengan “janji-janji manis’ para elite politk.
Untuk kinerja dari bupati terpilih mereka mengatakan puas dengan kinerjanya karena bupati tersebut berhasil mensejahterakan etnis India yang notabenenya etnis minoritas di Sumatera Utara ini. Bupati terplih juga sering membagikan-bagikan sembako kepada mereka yang tergolong ekonomi kebawah.
Dapat di ambil kesimpulan bahwa citra dari calon tersebut lebih mendominasi pilihan mereka terhadap pemilihan umum Bupati Deli Serdang 2009.






DAFTAR PUSTAKA


Bangun Burhan,2001,Metodologi Penelitian Sosial:Surabaya:Airlanga University Press
 Budiarjo Miriam,2008, Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
McClosky Hebert,Political Participation.New York
Prihatmoko Joko J,2008,Mendemokratiskan Pemilu,Jakarta:Pustaka Pelajar
Sahdan Gregorius,2004,Pembangunan Partisipasi Politik dalam Pemilu 2004.Jakarta:CSIS
Suranto Hanif,dkk,2009,Kritis Meliput Pemilu.Jakarta:LSPP






















[1] Hanif Suranto,dkk,2009,Kritis Meliput Pemilu.Jakarta:LSPP hal 2
[2] Gregorius Sahdan,2004,Pembangunan Partisipasi Politik dalam Pemilu 2004.Jakarta:CSIS.hal 195
[3] Joko J Prihatmoko,2008,Mendemokratiskan Pemilu,Jakarta:Pustaka Pelajar,hal 158
[4] Miriam Budiarjo,2008, Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, hal 367.
[5] Hebert McClosky,Political Participation.New York,hal 252
[6] Burhan Bangun,2001,Metodologi Penelitian Sosial:Surabaya:Airlanga University Press hal 101

Tidak ada komentar:

Posting Komentar